Selasa, 21 Oktober 2008

ANGKRINGAN;WAJAH LAIN YOGYAKARTA


Allow dab... piye kabare... sekarang artikel yang akan ditulis di sini adalah Angkringan. Angkringan yang bisa juga disebut Warung Sego Kucing ini sudah menjadi salah satu wajah khas Yogyakarta/Jogja. Suasana yang guyub dan harga makanan yang murah menjadi pilihan rakyat dalam mengisi perut sambil nongkrong bareng teman-teman. Buat sodara-sodari yang belon tau dengan yang namanya Angkringan, kudu baca ni sampe habis. Dijamin kalian bisa lebih ngerti tentang Jogja...

PENGERTIAN

Angkringan adalah sebuah warung dengan gerobag dorong yang menjual berbagai macam minuman dan makanan. Warung ini biasanya ditutup dengan terpal plastik dan menggunakan penerangan dari lampu senthir dan juga mengandalkan penerangan dari lampu jalan. Warung ini mulai buka mulai sore ±16.00 sampai tengah malam. Angkringan ini hanya terdapat di Jogja. Tetapi kota Solo juga mempunyai jenis warung yang mirip dengan model warung Angkringan dari Jogja. Orang Solo menyebutnya degan sebutan "Hik". Usut punya usut ternyata sejarah asal Angkringan ini (lagi-lagi) berhubungan dengan Solo.

Sejarah

Konon, budaya warung angkringan yang ada di Jogja ini dimulai dari warungnya Lik Man yang berlokasi di sebelah utara Stasiun Tugu Yogyakarta. Adalah Mbah Pairo yang berasal dari Klaten yang memperkenalkan konsep warung Angkringan. Mbah Pairo ini pada awalnya datang untuk berjualan di Jogja dengan membawa pikulan (angkring) dengan menggunakan penerangan lentera (ting) dan berteriak "hhiikk... hiiiyyeeekkk" untuk memanggil pelanggannya. Oleh karena itu, Mbah Pairo juga disebut dengan penjual Hik atau penjual "tingting".

Kata "angkringan" sendiri mulai dikenal sejak ia di Jogja. Mungkin kata "angkringan" ini berasal dari kata pikulan jualan yang dipanggul (Angkring) atau "malangkring" yang bisa berarti nongkrong dengan menaikkan salah satu kaki di atas kursi.

MENU ANGKRINGAN

Makanan dan minuman yang dijual di warung Angkringan bermacam-macam. Selain itu, harga yang dibanderol oleh pedagang angkringan sangat bersahabat dab...salah satu andalan dan ciri khas dari warung angkringan adalah nasi kucing ato kalo Wong Jogja nyebut sego kucing. Kenapa disebut sego kucing? Karena porsi yang ditawarkan hanya sebanyak satu genggaman tangan orang dewasa. Yah...sedikit emang kalo buat porsi orang non Jawa hehe... tapi bukan berarti kita ga' bisa nambah loh... disini kita bebas nambah nasi kucingnya dan menu-menu yang lainnya.

Selain nasi kucing, menu makanan lain yang ditawarkan adalah gorengan dan berbagai macam sate, seperti sate telur puyuh, sate usus ayam, sate ceker ayam dan sate kepala ayam. Yang uniknya lagi, gorengan dan sate-sate tersebut selain bisa dimakan langsung juga bisa kita minta agar dibakar biar rasanya lebih maknyuss...(minjam istilahnya pak Bondan hehe...). Tetapi belakangan ini banyak pula warung Angkringan yang sudah menambah mie instan dalam menu makanannya.

Menu minuman yang khas dari Angkringan Tugu yang terletak di utara Stasiun KA Tugu Jogja adalah Kopi Joss!!. Kopi Joss!! ini selain mempunyai nama yang unik, cara bikinnya pun unik yaitu dengan cara menceburkan arang panas ke dalam kopi. Konon penemuan Kopi Joss!! sendiri berasal dari hasil penelitian mahasiswa UGM yang sering nongkrong di warung ini. Kata mahasiswa tersebut fungsi dari arang membara ini dapat menghilangkan efek kafein yang terkandung di dalam kopi, jadi Kopi Joss!! ini aman untuk dikonsumsi. Selain Kopi Joss, minuman yang ditawarkan beragam seperti teh, jeruk, wedang Jahe, dan susu (yang dapat dicampur dengan jahe).

SOSIAL BUDAYA

Warung Angkringan saat ini mempunyai konsumen yang beragam. Mulai dari tukang sapu jalanan sampai para bos perusahaan, dari kaum remaja "ingusan" sampai kaum tua "bangka" pun dapat berkumpul di warung Angkringan ini. Bila sudah berkumpul di warung Angkringan, mereka bebas untuk mengobrol satu sama lain. Bahkan antara konsumen dan penjual pun sering terlibat dalam perbincangan hangat seputar isu-isu yang sedang hangat di kalangan publik dalam suasana kekeluargaan. Obrolan ini dapat terjadi sampai tengah malam loh...

Selain itu perbincangan itu kadang pula diselingi oleh musik yang ditampilkan oleh para seniman jalanan. Maklum saja, anda makan maka mereka pun mencari makan, jadi jangan segan untuk berbagi dengan mereka karena mereka juga telah membuat hangat suasana.

Selain menyediakan bangku panjang di dalam warung, pedagang pun kadang menggelar tikar agar memberi tempat lebih dan jadi variasi tempat bagi para pelanggan yaitu lesehan. Bila kita duduk di tempat lesehan kadang kita lebih bebas bercengkerama dengan teman satu genk kita. Selain itu, karena diletakkan menghadap jalan maka kita dapat bebas memandang kendaraan yang melintas di depan kita. Tetapi bila ingin berbincang-bincang dengan pelanggan lain sekaligus dengan penjualnya maka lebih siip kalo kita duduk di bangku panjang dalam warung. Setiap tempat ada enaknya jadi tinggal pilih aja!! Tetapi akhir-akhir ini warung Angkringan terkena dampak demam HotSpot Jogja. Ada warung Angkringan yang saat ini ikut memasang HotSpot, dampaknya adalah para pelanggan datang dengan membawa laptop dan menjadi individualis, karena para pelanggan hanya sibuk berakrab-akrab dengan laptop mereka masing-masing. Suasana guyub yang tadinya jadi salah satu komponen Angkringan jadi terasa dihilangkan.

Sebagai penutup walaupun harga yang dipasang tidak mahal tetapi hati-hatilah dengan pengeluaran anda!!! Seringkali karena kelamaan dan saking asyiknya mengobrol maka makanan dan minuman yang menyertai pun banyak amblasnya. Jadi kita lebih baik hati-hati dan makanlah seadanya sehingga pengeluaran yang kita buat tidak buat kantong jebol dan akhirnya besok jadi ga bisa nongkrong lagi deh...

©Jape Methe Blog 2008

Read More......